TfClTSA0GfroTUC5GUd9TUC8BA==

MOTIVASI ASN, Bupati Lucky Hakim Cerita Pengalamannya Liburan ke Jepang

Bupati Lucky Hakim bersalaman dengan para pegawai usai apel pagi peningkatan disiplin ASN dilingkungan Pemkab Indramayu, Selasa (8/4/2025)/Foto Ist

PROINBAR.COM, INDRAMAYU - Bupati Lucky Hakim memimpin pelaksanaan Apel Pagi Peningkatan Disiplin Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu.

Apel dihari pertama masuk kerja usai libur dan cuti bersama Idul Fitri 1446 Hijriah ini bertempat di Alun-alun Indramayu, Selasa (8/4/2025).

Kepada para peserta apel yakni para kepala SKPD, Camat dan Sekmat serta Kepala UPTD, dia mengingatkan harus sudah masuk dan memberikan layanan kepada publik.

Selain itu, apel pagi ini juga merupakan ajang untuk saling memaafkan sesama ASN dan lainnya. 

"Saya bersama pak wabup mohon maaf jika selama ini terdapat kesalahan dan kekeliruan, kami ingatkan lagi ASN Indramayu untuk terus meningkatkan layanan publik karena libur lebaran sudah kita lewati bersama," tegas Lucky Hakim. 

Selain layanan publik, Lucky Hakim juga mengingatkan tentang peningkatan kualitas layanan pendidikan di semua jenjang yang ada di Kabupaten Indramayu. 

Pada kesempatan itu Lucky Hakim juga berbagi pengalamannya saat bepergian ke Jepang bersama keluarganya yang lagi disorot banyak pihak

Mencontoh Jepang, dia ingin menerapkan tingkat kenyamanan dan sistem pendidikan yang lebih baik di Indramayu.

"Kemarin saya di Jepang, saya mengobrol dengan orang-orang Indramayu yang bekerja di Jepang. Saya tanya berapa gaji UMR di Jepang," ujar Lucky Hakim di tengah amanat apelnya.

Ternyata ungkap dia, upah para pekerja migran asal Dermayu itu meskipun berpenghasilan cukup tinggi, namun tidak sebandin dengan biaya hidup.

Secara hitungan, penghasilan bersih pekerja migran di Jepang dengan tingginya biaya hidup. Hanya sekitar Rp5
-6 juta saja perbulan.

Rasa penasaran membuatnya menelusuri apa yang menjadi faktor para pekerja migran itu betah bekerja di Jepang.

Rupanya, selain alasan kerja dan penghasilan, warga Indramayu yang betah di Jepang tak lain karena banyak faktor. Terutama dari sistem pendidikan, fasilitas, dan pelayanan publiknya.

"Jadi yang saya pelajari ternyata pada pergi ke Jepang dan mereka nggak mau pulang lagi ke sini itu karena bukan cuma karena masalah uang tapi masalah kenyamanan dan pendidikan anak-anaknya," jelas Lucky.

Dari pengalaman itu, Bupati Indramayu berinsiatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indramayu. Termasuk pelayanan publik yang optimal hingga kenyamanan.

"Jadi harapan saya seandainya Indramayu bersama teman-teman di sini bekerjasama bersama saya dan Wakil Bupati untuk meningkatkan pendidikan berkualitas, pelayanan publik yang optimal serta kenyamanan. Insyaallah mungkin banyak yang nggak usah jauh-jauh pergi ke Jepang
,” harapnya. (JPI/rls)

Komentar0

Simak artikel pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih kanal favoritmu! Akses berita Proinbar.com lewat:

Advertisement


Type above and press Enter to search.

close
close