![]() |
Hj Jaenah, ibunda mantan Bupati Indramayu, H Supendi meninggal dunia, Jumat (11/4/2025) |
PROINBAR.COM, BONGAS – Hj Jaenah Binti H Badra Ibrahim wafat, Jumat
(11/5/2025).
Ibunda mantan Bupati Indramayu, H Supendi ini meninggal dunia akibat faktor usia ditambah sakit yang dideritanya sejak lama.
Almarhumah menghembuskan nafas terakhirnya dengan tenang dini hari tadi sekitar
pukul 01.20 WIB di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Indramayu.
Sosok yang selama hidupnya dikenal sederhana dan dermawan itu diketahui dirawat di RS sejak Kamis
(3/5/2025) lalu atau tiga hari pasca hari raya Idul Fitri 1446 H.
Jenazah kemudian
dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan.
Almarhumah disalatkan di Masjid Baitussalam dan didoakan sebelum dikebumikan di pemakaman keluarga.
![]() |
Kang Pendi memberikan sambutan sebelum pelaksanaan salat Gaib di Masjid Baitussalam Bongas |
Ratusan pelayat turut mengiringi almarhumah ke tempat perisitirahatan terakhirnya.
Sejumlah pejabat, para tokoh ulama, tokoh masyarakat, maupun kolega dari keluarga besar H Supendi hadir
mendoakan almarhumah.
Para
tamu diterima langsung oleh H
Supendi beserta keluarga besar dikediaman ibunya yang juga rumah masa
kecilnya di Desa Bongas Blok Pentil RW 001 RW 001 Desa Bongas, Kecamatan Bongas.
Wajah Kang Pendi sapaan
H Supendi tidak secerah biasanya,
ia terlihat sangat berduka.
Pun begitu, senyum seketika mengembang ketika dia menerima para pelayat
yang datang.
Sebagai anak bungsu
dari 3 bersaudara, Kang Pendi memang
sangat dekat dengan sosok ibunya yang
biasa disapa dengan sebutan Emak Kaji.
Bahkan saat menjadi Camat, Kepala Dinas, Sekretaris Daerah, Wakil Bupati hingga sebagai orang nomor satu di jajaran Pemkab Indramayu, ia selalu menyempatkan diri mampir kerumah ibunya setiap melakukan kunjungan kerja diwilayah barat Kabupaten Indramayu (Inbar).
![]() |
Kang Pendi sungkem ke ibunda tercinta saat menjabat Bupati Indramayu. Momen ini terjadi pada KIrab Anugerah Adipura tahun 2018 lalura |
Lebih-lebih ketika pensiun. Ia bertekad, disisa hidupnya, bisa lebih berbakti kepada orang tua.
Fokus merawat ibunya yang sedang sakit.
“Emak adalah sosok perempuan yang luar biasa,” ucap Kang Pendi mengenang.
Dia mengaku
sedih dan kehilangan. Emak Kaji, menurut dia, bukan hanya seorang Ibu.
Tapi pula
sebagai pendidik, tempat mengadu dan juga meminta nasihat sekaligus motivasi
kala dirinya tertimpa masalah.
“Saya
sangat kehilangan beliau. Orang tua yang membesarkan saya bersama saudara-saudara
saya. Sosok Ibu sekaligus pendidik, membimbing banyak hal kepada anak-anaknya. Berkat
doa beliaulah, saya menjadi Camat hingga Bupati,” tuturnya.
Kang Pendi
pun menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat. Apabila selama hidup almarhum mempunyai
kesalahan disengaja maupun tidak.
“Kami sekeluarga
juga berterima kasih atas kehadiran dan doa dari bapak ibu semua yang
menyempatkan hadir diacara pemakaman. Sekali lagi mohon dimaafkan segala
kesalahan dan kami pun memohon doa supaya amal ibadah ibunda tercinta diterima
Allah SWT,” pintanya. (JPI-01)
Komentar0