TfClTSA0GfroTUC5GUd9TUC8BA==

MEMBACA Hasil Survei Puskaptis dan Upaya Antisipasinya

SEMAKIN MENARIK dan ‘cukup panas’ tensi kontestasi Pilkada di Indramayu.

 

Dan tentu yang menjadi perdebatan adalah rilis hasil survei Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) terhadap tiga pasangan calon peserta Pilkada Indramayu 2024.

 

Data rilis yang dipublish ke media, pasangan calon nomor urut 2 Lucky Hakim-Syaefuddin unggul 55,09 %,

 

Sementara pasangan nomor urut 3 Nina Agustina-Tobroni memperoleh 25,26%.

 

Dan pasangan calon nomor urut 1, Bambang Hermanto-Kasan Basari hanya memperoleh 9,87%.

 

Sedangkan yang belum menentukan pilihan sebesar 9,40%.

 

Pro dan kontra kemudian bermunculan. Ada yang meragukan keabsahan hasil survei ini. Tapi ada juga yang menyikapinya dengan optimisme dan antisipatif.

 

Karena masih ada waktu untuk terus meyakinkan masyakat dengan berbagai program yang ditawarkan.

 

Atau mencoba untuk ‘menggoda’ dan menggoyahkan ‘fanatisme’ calon pemilih dengan ‘senjata pamungkas’, politik pragmatism-transaksional, NPWP (Nomor Pira Wani Pira).

 

Analisis Pasangan Calon Kepala Daerah Indramayu

 

Pertama, Lucky Hakim–Syaefuddin.

Pasangan ini memiliki kelebihan. Antara lain, popularitas: Lucky Hakim sebagai figur publik kemungkinan memiliki daya tarik yang lebih besar di kalangan pemilih.

 

Basis dukungan yang kuat; Angka 55,09% menunjukkan bahwa mereka telah berhasil membangun dukungan yang solid.

 

Strategi kampanye yang efektif dengan memanfaatkan media sosial dan interaksi langsung untuk menjangkau pemilih.

 

Kekurangan yang harus diantisipasi adalah overconfidence; dengan dukungan yang tinggi, ada risiko mereka menjadi complacent dan mengabaikan pemilih yang belum memilih.

 

Isu Lokal; Jika ada isu lokal yang belum terselesaikan, ini bisa mempengaruhi persepsi pemilih.

 

Kedua, Nina Agustina–Tobroni.

Pasangan ini memiliki kelebihan sebagai incumbent, memiliki mesin birokrasi yang berjenjang dan basis masa yang fanatic—baik di konstituen PDI maupun PKB—dengan sosialisasi dan advokasi sosok Nina Agustina yang sedemikian massif di berbagai fasilitas dan event pemerintahan.

 

Visi Inovatif; Jika menawarkan program yang menarik bagi pemilih muda dan perempuan, ini bisa meningkatkan daya tarik.

 

Disertai dengan kemampuan mobilisasi; dukungan sebesar 25,55% menunjukkan adanya basis dukungan yang cukup solid.

 

Dengan membaca hasil survei di atas, agaknya pasangan ini memiliki kekurangan ketidakcukupan dukungan yang masih jauh di belakang Lucky Hakim, sehingga perlu strategi agresif untuk menarik pemilih.

 

Kinerja incumbent selama memimpin tentu menjadi sorotan publik dengan pola kepemimpinan yang paternalistic cenderung kurang ‘ruhamaa’u baynahum’ dan merangkul semua.

 

Tentang dana dan jaringan tidak diragukan hanya persoalan pendekatan.

 

Ketiga, Bambang Hermanto-Kasan Basari. 

Pasangan ini memiliki kelebihan pengalaman;  keduanya memiliki pengalaman politik yang baik di pemerintahan terutama di lembaga legislative.

 

Apalagi kedua pasangan ini didukung oleh partai politik besar dan penuh pengalaman dalam ‘bertarung’ memperebutkan kekuasaan.

 

Dukungan moral dari pemerintah pusat dan finansial yang kuat akan bisa menjadi daya ungkit suara mereka.

 

Pendekatan harus lebih spesifik lagi, jika memiliki fokus pada isu tertentu yang relevan dengan masyarakat Indramayu, tentu masih ada waktu untuk mengejar ketertinggalan perolehan suara pemilih.

 

Ada kekurangan pasangan ini adalah rendahnya dukungan; angka 9,6% menunjukkan tantangan besar untuk meraih perhatian pemilih.

 

Sisi lain kurangnya visibilitas; mungkin karena factor kurang dikenal di kalangan pemilih yang lebih luas.

 

Kemungkinan Perubahan Sebelum Pemilihan

Dengan 9,40% pemilih yang belum memilih, ada peluang bagi semua calon untuk menarik suara tambahan.

 

Beberapa strategi alternatif yang bisa dilakukan, misalnya;

 

Pertama, Intensifikasi Kampanye; Program sosialisasi dengan mengadakan pertemuan tatap muka, forum diskusi, dan kampanye door-to-door untuk mendekati pemilih yang belum memutuskan;

 

Kedua, Pemasaran yang Lebih Agresif; Media sosial dengan memanfaatkan platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok untuk menjangkau pemilih muda, iklan Targeted (menggunakan iklan yang ditargetkan untuk kelompok demografis tertentu).

 

Ketiga, Fokus pada Isu Lokal; Menjawab Kebutuhan Pemilih, misalnya  menyusun program yang relevan dengan isu-isu lokal yang dihadapi masyarakat Indramayu.

 

Mendengarkan Aspirasi, ini bisa dilakukan dengan mengadakan sesi mendengarkan aspirasi untuk menunjukkan komitmen terhadap kebutuhan masyarakat.

 

Keempat, Debat Publik, debat terbuka, hal ini bisa dilakukan dengan menghadiri debat publik untuk menunjukkan kelebihan dan membedakan diri dari calon lain.

 

Penutup

Meskipun Lucky Hakim-Syaefuddin memimpin dengan signifikan, ada potensi perubahan dengan pemilih yang belum memilih.

 

Calon lainnya perlu berstrategi untuk menarik perhatian dan dukungan tambahan dalam waktu yang tersisa. Melihat dinamika lokal dan respons masyarakat terhadap isu-isu yang ada akan sangat menentukan arah kampanye ke depan. (*)

 

Oleh: MASDUKI DURYAT; Penulis adalah dosen UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon dan tinggal di Kandanghaur Indramayu

 

Artikel ini merupakan pendapat atau karya pribadi penulis. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih-Redaksi)

Komentar0

Simak artikel pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih kanal favoritmu! Akses berita Proinbar.com lewat:

Advertisement



Type above and press Enter to search.